
Jelas sangat menyenangkan jika Semesta selalu mendukung langkah dan harapan kita. Tak perlu menunggu lama, apa yang kita inginkan, sudah terkabul dalam waktu dekat. Pokoknya kita sangat selaras dengan Semesta. Tetapi hidup tak selalu terasa enak seperti itu, ada saatnya Semesta ‘tak memihak’ dan memintamu untuk introspeksi diri.
Terkadang kita menjalani hidup dengan perasaan yang sangat bahagia. Kita merasa didukung oleh Semesta. Banyak hal mengalir deras, sinkronisitas terjadi, nasib baik, selalu mujur, dan rezeki lancar. Tapi, di lain waktu perasaan ini berubah menjadi keterpurukan.
Hidup terasa seperti mendorongmu ke dalam lumpur, seolah menghempaskanmu dari langit, dan celakanya saat kamu jatuh malah tak ada orang yang menolongmu. Semuanya seketika berubah, sehingga kamu tak tahu kemana harus pergi dan mencari pertolongan.
Meski kamu sudah melakukan semua dengan “baik & benar” dan telah mengikuti semua “sesuai prosedur”, Semesta tetap tak mau mendukungmu, dan “malas” membantumu keluar dari lumpur kegelapan.
Sangat mungkin bahwa kita semua pasti pernah mencapai titik seperti ini dalam hidup kita. Karena titik ini terjadi pada semua orang tak pandang bulu. Dan meskipun rasanya sangat pahit, sebenarnya ini adalah saat paling menyenangkan dalam hidupmu. Kamu sedang “ditegur”.
Ketika tak ada orang yang memiliki petunjuk bagaimana membantu atau menghiburmu, satu-satunya orang yang bisa kamu andalkan, dan dapat kamu ubah adalah dirimu sendiri. Semesta telah memintamu untuk mencari tahu sendiri. Ketahuilah bahwa ini adalah panggilan.
Sebuah panggilan bagimu untuk masuk ke dalam dan menemukan kekuatan, cahaya, dan kebaikanmu sendiri sehingga kamu dapat mencari jalan keluar. Ini adalah panggilan jiwa untuk mengenal diri sejatimu, dan untuk menemukan kembali seluruh hidupmu dari dalam.
Hidup bukanlah soal apa yang terjadi padamu, melainkan tentang bagaimana responmu untuk menghadapi hal-hal yang sedang terjadi. Hidup adalah tentang menemukan kekuatan, keberanian, dan bahkan dirimu sendiri ketika segalanya terasa sulit.
Jika hidup selalu diberi kemudahan sepanjang waktu, tentu tidak akan ada pertumbuhan dan pembelajaran! Yang ada malah kita cenderung lupa diri, karena manusia itu tempatnya lupa.
Jiwa-jiwa yang kuat memiliki kehidupan yang paling menantang dan kenyang dengan kekecewaan. Karena jiwa-jiwa itulah yang terbiasa dan dapat bertahan mengatasi rasa sakit, kehilangan, dan kehancuran yang mampu mengangkat diri mereka dan menemukan jalan keluar dari situasi paling buruk sekalipun.
Nikmati saja perjalananmu meski harus melewati kubangan lumpur untuk menemukan kekuatanmu yang sebenarnya. Ini adalah perjalanan yang sangat menentukan untuk membentuk siapa dirimu dan masa depanmu yang akan datang.
Entah Semesta berpihak atau tidak, itu tidak lagi berpengaruh. Kamu sudah berhasil melampaui semua pahitnya proses pembelajaran dan tak lagi lupa diri ketika berada di atas.
Seperti yang dikatakan Neil DeGrasse Tyson, “Alam Semesta ini kadang tidak dimaksudkan untuk masuk di akal”, dan saat-saat yang paling tidak masuk akal adalah ketika kamu dipanggil untuk bertumbuh dan sedikit berpetualang menembus kedalaman diri.
Jika kamu sedang dalam kegembiraan, tertawalah. Dan cobalah introspeksi diri sendiri ketika hidupmu berada dalam kekacauan. Ya memang inilah kehidupan. Selalu ada makna spiritual dalam setiap cerita kehidupan.
Jadi disaat Semesta tidak berpihak kepadamu, itu tandanya kamu harus bangun dan mulai belajar mengandalkan dirimu sendiri. Jadilah seseorang yang selalu merasa baik dan bisa beradaptasi dalam kondisi apa pun.