
Kamu pernah mendengar istilah Dark Night Of The Soul? Enggak? Bagaimana kalau Malam Gelap Jiwa? Juga enggak. Ya sudah, lanjutkan membaca tulisan ini agar kamu tahu, ya. Mungkin saja kamu sedang atau pernah mengalaminya…
Pada titik tertentu, sebagian besar dari kita mengalami fenomena yang dikenal dengan sebutan Malam Gelap Jiwa atau istilah kerennya The Dark Night Of The Soul. Meskipun kita mencoba lari, tapi masih terus dikejar. Meskipun kita mencoba untuk menutupi, tapi tak kunjung pergi. Meskipun kita mencoba menunjukkan wajah bahagia, tersenyum dan berpura-pura semuanya baik-baik saja, justru semakin menjadi-jadi.
Beberapa dari kita mungkin mencari ketenangan dengan khusyuk beribadah sesuai agama masing-masing, atau meditasi. Ada juga yang mencari ketenangan dengan membaca buku filsafat, spiritual, atau psikologi. Atau ada juga yang lebih parah malah lari ke alkohol dan mabuk-mabukan demi melupakan pengalaman ini, tapi justru akan mematikan pikiran.
Jadi begini, meskipun kita semua memiliki Jiwa, tapi nggak semua dari kita tahu bagaimana mewujudkan dan mengintegrasikannya ke dalam pengalaman manusiawi kita. Kenyataannya, semakin maju peradaban, kita malah cenderung hidup lebih Ego-sentris daripada Jiwa-sentris. Jadi, ibaratnya kita hidup tapi nggak kenal jiwa kita sendiri.
Mistikus, orang suci, dan para pejalan spiritual jaman dahulu semuanya pasti mengalami masa peralihan dari manusia yang Ego-sentris menjadi Jiwa-sentris ini dengan cara yang berbeda. Malam Gelap Jiwa menjadi penanda bahwa perlunya kita secara sadar untuk membangkitkan potensi Ilahi kita.
Adalah Santo Yohanes Salib (Juan de la Cruz) (24 Juni 1542 – 14 Desember 1591), seorang biarawan Spanyol yang menciptakan istilah “Malam Gelap Jiwa” (“Noche Oscura” diambil dari nama salah satu puisinya) berdasarkan pengalaman mistisnya sendiri.
Jaman sekarang, konsep Malam Gelap Jiwa digunakan dalam artian yang lebih luas. Dulunya istilah yang hanya digunakan untuk orang-orang yang secara aktif menjalani Perjalanan Spiritual. Tapi orang menyangka kondisi semacam ini dikaitkan dengan stres berkepanjangan, periode depresi, hingga kematian orang yang dicintai.
Apa sih sebenarnya Dark Night Of The Soul atau Malam Gelap Jiwa itu?
Malam Gelap Jiwa adalah periode penghancuran, pemutusan, dan kekosongan spiritual total, dimana seseorang merasa benar-benar terpisah dari Ilahi. Mereka yang mengalami Malam Gelap merasa benar-benar tersesat, putus asa, dan larut dengan perasaan melankolis. The Dark Night of the Soul dapat disamakan dengan depresi spiritual yang parah (darurat spiritual).
Konsep mengalami Malam Gelap Jiwa telah sudah ada sejak lama, dan kita kembali ke abad ke-16 ketika penyair dan mistikus Katolik Santo Yohanes Salib menulis sebuah puisi berjudul, “La noche oscura del alma (The Dark Night of Soul).”
Dia menulis :
“Jika seseorang ingin memastikan jalan yang dilaluinya, maka ia harus menutup matanya dan berani pergi menembus gelap.“
Secara harfiah, Malam Gelap Jiwa mengacu pada pengalaman terputusnya koneksi dengan Tuhan/Pencipta dan tenggelam ke dalam jurang kekosongan. Akan tetapi, pemahaman modern tentang mengalami Malam Gelap Jiwa, tidak secara eksklusif bersifat religius, tetapi seringkali dapat diartikan kehilangan semua makna dalam hidup, merasa tidak tersentuh oleh Yang Ilahi, merasa dikhianati atau ditinggalkan oleh kehidupan, dan tak mampu berdiri melanjutkan kehidupan.
Beberapa pertanyaan terberat yang sering di ajukan selama periode ini seperti, “Mengapa aku hidup?” “Mengapa orang baik menderita?” “Apa itu kebenaran?” “Mengapa Tuhan tak menolongku saat aku hancur?” dan “Apa gunanya aku hidup?”
Apakah sama Malam Gelap Jiwa dan Depresi?
Dark Night of the Soul atau Malam Gelap Jiwa tidaklah sama dengan depresi. Meskipun depresi memiliki banyak kemiripan seperti mengalami Malam Gelap Jiwa, depresi sering dapat disembuhkan dengan obat-obatan, terapi perilaku-kognitif, praktik mindfulness, perubahan gaya hidup, dan sebagainya.
Lebih jauh, depresi sering berakar pada ketidakseimbangan kimiawi biologis atau pola pikir yang tidak sehat, dan sering kali muncul sebagai akibat dari trauma, penyakit mental, penyakit fisik, pelecehan, genetika, dan sebagainya.
Di sisi lain, Malam Gelap Jiwa adalah pengalaman yang jauh berbeda karena merupakan bentuk krisis spiritual dan eksistensial yang tidak dapat diobati atau disembuhkan dengan terapi atau psikiatri. Oleh karena itu, kita yang melewati Malam Kegelapan sering merasakan peningkatan keputusasaan, kegelisahan, dan hilang harapan ketika kita tahu bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan kita selain diri kita sendiri. Pengalaman ini tak dapat dihindari, sehingga membuat kita merasa sendirian, frustrasi dan bingung tentang dunia juga tentang diri kita sendiri.
Saya sangat menyadari bagaimana rasanya mengalami kehancuran psikologis dan spiritual yang kompleks. Meskipun perasaan itu seperti tak ada habisnya, pasti ada cahaya harapan di ujung terowongan jika kamu tahu di mana mencarinya.
7 Tanda Malam Gelap Jiwa
Gejala-gejala Malam Gelap Jiwa tak jauh berbeda dengan depresi. Sementara depresi bersifat psikologis/neurologis/biologis, Malam Gelap menandai adanya perubahan mendalam yang terjadi dalam diri kita yang dikenal sebagai transformasi spiritual.
- Kamu merasakan kesedihan yang mendalam, hilang ditengah keputusasaan (kesedihan ini sering dipicu oleh keadaan hidup, kemanusiaan, atau dunia secara keseluruhan)
- Kamu merasakan perasaan tidak layak hidup yang akut
- Kamu terus-menerus merasa tersesat atau “dikutuk” ke dalam kehidupan yang penuh penderitaan atau kekosongan
- Kamu mengalami perasaan menyakitkan ketidakberdayaan dan keputusasaan tak tahu apa penyebabnya
- Keinginan dan kendali dirimu melemah, sehingga sulit untuk bertindak apapun
- Kamu kurang tertarik dan tidak menemukan kegembiraan dalam hal-hal yang pernah membuat dirimu bersemangat
- Kamu merindukan hilangnya sesuatu yang tidak berwujud, kerinduan pergi ke tempat yang jauh atau untuk “pulang ke rumah” lagi
Jadi, bisa disimpulkan perbedaan utama antara Depresi dan Malam Gelap Jiwa. Depresi biasanya berpusat pada diri sendiri, sedangkan Malam Gelap bersifat filosofis dan disertai dengan refleksi eksistensial seperti “Mengapa saya ada di sini?” dan “Apa tujuan saya?”
Ketika depresi biasa berakhir, tidak banyak perubahan dalam hidup dalam hal kepercayaan, nilai, dan kebiasaan. Namun, ketika Malam Gelap Jiwa berakhir, segala sesuatu dalam hidup berubah, dan hidup menjadi kembali menakjubkan jauh meninggalkan kebiasaan lama.
Malam Kegelapan Jiwa sejatinya meninggalkan dampak yang bertahan lama pada diri seseorang dan mampu mengubah dirinya sepenuhnya, dan merupakan bagian dari serangkaian Kebangkitan Spiritual. Ketika kamu mampu keluar dari pengalaman ini, kamu akan menemukan bahwa ada sesuatu yang dicabut dari dalam dirimu (untuk kebaikan), seperti keyakinan lama, persepsi, makna hidup terdahulu, atau bahkan egomu. Malam Gelap Jiwa adalah kematian ego, jalan pembebasan, dimana kita benar-benar melepaskan ego yang mencegah Jiwa untuk bebas.