
Tidak ada hubungan di dunia ini yang tetap hangat dan terjaga kecuali ada usaha dari kedua belah pihak untuk mempertahankannya.
Hubungan satu sisi dapat melelahkan bagi orang yang mengalaminya. Kamu mulai merasa semua hal tidak adil dalam keseimbangan cinta pada hubunganmu. Cinta bertepuk sebelah tangan ini merupakan hasil dari satu orang yang jatuh cinta, dan pasangannya tidak memberikan perasaan yang sama. Bisa dimaklumi, karena ketika seseorang sudah dimabuk cinta, ia sudah kehilangan perspektif, ia terus melakukan apa saja untuk pasangannya. Jika selama ini kamu merasa tidak seimbang dalam menjalani hubunganmu, berikut adalah delapan tanda yang mungkin menunjukkan bahwa kamu berada dalam hubungan satu sisi.
1. Kamu tidak bisa mengandalkannya, padahal kamu selalu ada untuknya
Kamu selalu berupaya selalu ada untuk dia, hingga menjadikannya prioritas. Tetapi dia tidak ada timbal-baliknya sama sekali. Di saat situasi seperti ini, kamu telah memahami bahwa kamu tidak lagi dapat mengharapkan bantuan darinya. Dia tidak akan ada untuk kamu, karena tidak semua orang memiliki hati setulus kamu.
2. Kamu telah melibatkan dia dalam kehidupanmu, tetapi dia merahasiakan kehidupannya
Teman-temanmu mengenal dia, kamu selalu mengajaknya kumpul-kumpul dengan teman dekatmu. Tetapi dia tidak berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kamu dan merahasiakan kehidupan pribadinya. Lebih anehnya lagi, kamu tidak tahu banyak tentang anggota keluarga dan teman-temannya. Terkadang kamu merasa dianggap seperti rekan kerja atau kenalan biasa. Jika demikian, maka kamu boleh memutuskan boleh menjadi siapa saja bagi dia, tetapi bukan seseorang yang spesial untuknya.
3. Kamu selalu punya waktu untuknya, tetapi dia beralasan “terlalu sibuk” saat kamu ingin dia menemani
Tidak ada alasan “terlalu sibuk” bila seseorang benar-benar mencintai pasangannya. Jika dia benar-benar ingin bersamamu, dia akan meluangkan waktunya untukmu. Kamu sudah capek-capek mengatur waktu supaya bisa bersamanya, tapi dia beralasan banyak kerjaan. Jika dia tidak dapat menyediakan waktu buatmu, bukankah sudah jelas dia tidak serius dalam suatu hubungan?
4. Kamu selalu dianggap “patung” saat bersama dia
Dia tidak memberimu ruang untuk ngobrol panjang lebar soal hubungan. Kamu selalu merasa menjadi “patung” ketika bersamanya, kadang asyik main game atau smartphone-nya, dan marah ketika diajak ngobrol. Apalagi kamu tidak berani menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang menjurus ke hubungan karena takut dia akan marah. Disini kamu menyembunyikan diri sejatimu, sisi-sisi gila yang kamu khawatirkan akan dimatikannya. Jika kamu tidak nyaman dengan hubunganmu, lalu apa gunanya menjaga hubungan tetap hidup?
5. Kamu paling banyak mengucapkan “Maaf”
Kamu sering meminta maaf setiap saat bertemu dengannya. Dia selalu menemukan kekurangan meski pada hal-hal yang paling sepele dan paling konyol dari dirimu. Jika kamu selalu mengatakan ‘maaf’ kepada orang yang kamu cintai, berarti kamu salah menjalani suatu hubungan. Seseorang yang benar-benar mencintaimu seharusnya membuat kamu merasa nyaman dengan diri sendiri, bukan sebaliknya.
6. Kamu berpikir dua kali sebelum menelponnya
Dia “sangat sibuk” sehingga tidak punya waktu untuk sekedar telponan. Jika kamu terpaksa menelponnya, dia akan membuatmu merasa bersalah karena sudah mengganggu waktunya. adahal kamu sebenarnya tidak bermaksud mengganggunya, hanya mengingatkan makan atau jaga kesehatan saja, tetapi dia tidak memberikan respons positif. Jika dia bersikap begitu, maka sudah saatnya kamu berpikir lagi tentang hubungan itu.
7. Kamu yang selalu punya inisiatif
Dari membuat rencana untuk melakukan sesuatu atau meminta dia pergi ke suatu tempat, kamulah yang selalu mengambil inisiatif. Kamulah yang melakukan segalanya untuk menjaga hubungan agar tetap hidup. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian dia membuat kamu merasa bahwa hubungan hanya jalan ditempat. Dan jika kamu merasa demikian, maka mungkin itulah kenyataannya. Mungkin lebih baik membiarkan dia sendiri.
8. Kamu selalu membela perilakunya kepada orang terdekatmu
Keluarga dan temanmu selalu mempertanyakan perilakunya, tapi kamu tetap memaksakan diri untuk membela dia. Ketika seseorang benar-benar mencintaimu, itu terlihat dari sikapnya. Makanya orang lain akan mengerti. Kamu tidak harus bertindak seperti pengacaranya jika seperti ini kasusnya.
Tetap bertahan pada cinta satu sisi itu menyakitkan, membuang waktu, dan juga melelahkan. Memang, melepaskan itu sulit, tetapi itu adalah keputusan terbaik untuk kebaikan kamu sendiri.